Saya begitu beruntung punya kamu yang luar biasa di hidup saya. Terima kasih.
Terima
 kasih untuk datang sekedar beberapa jam hanya untuk membuat saya tidak 
melewatkan pergantian tahun seorang diri. Tapi kamu terlalu luar biasa 
untuk menerima yang hanya sekedarnya dari saya. Itu alasan saya 
memintamu kembali. Kembali ke kotamu, ke hidupmu.
|  | 
| int | 
Masih
 banyak hal-hal tak selesai yang harus saya biarkan menuju akhir. Tidak 
pantas membiarkanmu menunggu begitu lama untuk sesuatu yang tidak bisa 
saya janjikan pasti. Saya masih sangat menyayangi orang yang raganya 
sudah terkubur sedari tiga tahun yang lalu. Dan tidak hanya sekedar 
dirinya, sebagian dari saya ikut serta. Saya perlu utuh terlebih dahulu.
 Saya butuh menemukan diri saya sendiri. 
Saya
 tidak akan pernah habis mengucapkan terima kasih untukmu. Untuk 
perjalanan luar biasa yang kamu berikan. Untuk setiap hal-hal kecil 
tentang saya yang tertanam di otakmu. Untuk semua pengertian yang tak 
ada habisnya. Untuk kesabaran yang tidak pernah berbatas. Untuk semua 
teguran demi menjadikan saya lebih baik. Terima kasih. Saya berutang 
terlalu banyak. Meski mungkin kamu benci bila semua yang kamu lakukan 
selalu saya bawa ke dunia materiil. Itu semua tulus, katamu. Tapi saya 
tidak bisa menjadi seacuh itu. Setidaknya, biarkan saya berharap Tuhan 
membalas semua. Biarkan doa saya turut menjadikan hidupmu lebih bahagia.
 Saya yakin, orang sebaik kamu akan memiliki akhir yang luar biasa. Mari
 saling mendoakan yang terbaik, karena kita tidak akan pernah tahu kapan
 doa kita saling bersimpangan di genggaman Tuhan.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for your caring..... :)