Saya
 akhir-akhir ini banyak membaca. lebih banyak dari biasanya, tidak hanya
 sebagai pengantar tidur. Banyak membaca, banyak merenung. Merenungi 
cita-cita saya,
merenungi
 orang tua yang kian berumur, dan belum ada yang bisa saya lakukan untuk
 membahagiakan mereka. Merenungi diri saya yang masih selalu meminta 
terlalu banyak.
Saya yang masih kurang bersyukur dengan apa-apa yang saya miliki. 
Merenungi
 hati saya yang terlalu hancur karena sahabat saya tidak mampu 
menghargai saya seperti keinginan saya. Banyak hal yang terlintas saat 
saya banyak membaca. Buku, selalu menjadi pelarian terbaik saya selama 
ini. Tempat paling baik untuk saya lari dari kenyataan hidup saya 
sendiri, yah dunia tempat tokoh-tokoh dalam buku-buku yang saya baca.
Entah
 mungkin karena pada dasarnya saya tidak terlampau pandai menceritakan 
diri saya pada orang lain. Dan saya selalu berpikir menceritakan sesuatu
 tidak lantas membuatnya menjadi lebih baik, atau mengubah keadaan 
menjadi seperti yang kita inginkan. Karena itu saya lebih suka 
mengalihkan hal-hal tidak mengenakkan yang terjadi pada saya dengan 
membaca. Saya selalu bisa mengandalkan buku untuk mengajarkan saya 
banyak. Mengajarkan saya bertahan lewat perjuangan tokoh-tokohnya. 
Mengajarkan saya menjadi perempuan yang lebih baik dengan belajar dari 
filosofi-filosofi hidup yang dianut para pelakunya.
Saya
 manusia pengoleksi kenangan, sampai-sampai ada yang pernah mengatakan 
bahwa kepala saya ini seperti lemari yang penuh dengan sampah. Tapi 
menurut saya, menyimpan kenangan tidak berarti kita menyimpan sampah 
dikepala. Otak memutuskan menyimpan sesuatu tidak karena hal yang 
sia-sia. Kita bisa belajar banyak dari kenangan yang diputuskan otak 
kita untuk disimpan.Namun sepertinya hidup memutuskan sudah waktunya 
saya naik tingkat. Diberinya saya ujian yang berat, menurut saya. 
Belakangan ini saya terus mengenang hal-hal buruk yang dilakukan orang 
kepada saya, hal yang membuat hati saya tak tulus, membuat otak saya 
berprasangka buruk kepada orang lain. 
Saya
 lupa apa yang menjadi pegangan hidup saya selama ini. Saya lupa bahwa 
saya berusaha menjadi perempuan yang baik untuk diri saya sendiri. Untuk
 kebahagiaan hati saya. Saya berusaha baik kepada orang lain tidak 
karena saya ingin orang lain berbuat hal yang sama kepada saya. Saya 
berusaha melakukan yang terbaik karena memang saya menginginkannya, 
tidak karena saya ingin orang-orang menepuk kepala saya dan memuji apa 
yang saya lakukan. Saya benar-benar lupa bahwa hidup saya tidak 
didasarkan pada penilaian orang lain terhadap saya. Saya hidup, berbuat 
baik, untuk kepuasan hati saya. Bukan karena saya ingin orang lain 
menganggap saya baik. Saya senang dengan semua yang terjadi, setidaknya 
dapat mengembalikan saya ke jalan yang benar menurut saya. Saya mesti 
mulai kembali berhenti menghitung apa yang saya lakukan untuk orang 
lain. Saya mesti kembali belajar menjadi manusia yang tidak pamrih. :)
* * *
|  | |
| int | 
"Bantu
 saya berusaha Tuhan. Bantu saya menjadi perempuan yang janjinya tak 
hanya sekedar kata-kata yang lewat dibibirnya. Saya hanya bisa 
mengandalkan-Mu untuk terus menjaga saya, menjaga hati saya"
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for your caring..... :)