Int |
Masih anak perempuan yang mengadu ke ayahnya bila ada anak laki-laki yang mengganggunya di kampus.
Saya
selalu tak pernah pandai menangis di depan orang lain. Seberapapun
sedihnya keadaan di depan saya, saya selalu tak bisa dengan mudahnya
berurai air mata di depan orang-orang. Mungkin karena saya anak
perempuan satu-satunya di keluarga. Dikelilingi banyak laki-laki membuat
saya mau tidak mau harus berusaha tegar. Menangis buat saya merupakan
momen pribadi yang hanya saya sendiri yang boleh tahu ketika itu
terjadi.
Mungkin
akhir-akhir ini hati saya lelah menjadi tegar. Hati saya butuh
pelepasan. Untuk itu saya biarkan saja ketika air mata saya tiba-tiba
bercucuran. Saya belajar menghargai diri sendiri. Menghargai keinginan
hati saya. Saya sadar saya tidak bisa selalu dalam keadaan baik untuk
menahan semua masalah yang mau tidak mau harus di hadapi dalam
perjalanan hidup. Saya sedikit cerdas belakangan ini. :D
"When we hit our lowest point, we are open to the greatest change"
_Avatar Aang
_Avatar Aang
Ya.
Saya merasa sedang berada di titik terendah saat ini. Saya tidak tahu
kemana nasib sedang menggiring saya. Ketika dalam keadaan seperti ini,
saya selalu ingat nasehat yang diberikan kakak saya, bahwa ketika nasib
membawa mu dalam sebuah masalah yang sangat besar, saat itu sebenarnya
nasib memutuskan sudah saatnya kamu naik tingkat, saatnya kamu menjadi
pribadi yang lebih baik.
Saat-saat
seperti ini selalu membuat saya kembali bersyukur punya keluarga
seperti keluarga saya. Ayah saya mungkin bukan Presiden, tapi dia bisa
memerintah "negara" kecilnya dengan baik. Sampai saat ini, saya masih
selalu memegang keyakinan kanak-kanak saya, bahwa tak ada yang tidak
bisa dilakukan oleh ayah saya. Ibu saya yang lembut, namun bisa sangat
keras ketika saya menyimpang dari standar moral yang dia tetapkan. Kakak
pertama saya yang lucu, yang meski saat ini telah berkeluarga masih
selalu mengejar-ngejar saya dijalanan. Kakak kedua saya yang bijaksana,
yang mengumpulkan semua kedewasaan diantara kami bertiga agar saudaranya
yang lain bebas bertingkah kekanak-kanakkan. Saya rindu mereka semua.
Tapi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang kuat bukan ? Maka dari itu saya tidak akan mengkhianati kodrat saya. Saya boleh saja menangis ketika saya terpuruk. Saya lebih dari boleh untuk mengharapkan dukungan dari keluarga saya. Namun itu tidak menjadikan saya boleh terus duduk diam meratapi apa-apa saja yang terjadi. Saya tidak pernah diajarkan menjadi orang seperti itu. Saya diajarkan menjadi manusia yang ketika segala sesuatunya hancur, yang harus saya lakukan adalah memungut sisa-sisa kehancuran dan membangun yang baru dari itu.
Saya pasti bisa! Avatar Korra saja bisa.... :)
Tapi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang kuat bukan ? Maka dari itu saya tidak akan mengkhianati kodrat saya. Saya boleh saja menangis ketika saya terpuruk. Saya lebih dari boleh untuk mengharapkan dukungan dari keluarga saya. Namun itu tidak menjadikan saya boleh terus duduk diam meratapi apa-apa saja yang terjadi. Saya tidak pernah diajarkan menjadi orang seperti itu. Saya diajarkan menjadi manusia yang ketika segala sesuatunya hancur, yang harus saya lakukan adalah memungut sisa-sisa kehancuran dan membangun yang baru dari itu.
Saya pasti bisa! Avatar Korra saja bisa.... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for your caring..... :)