Rabu, 19 Desember 2012

Tidak Sedangkal Itu

Pernah kamu hanya dengan melihat wajahnya mampu buat jantungmu seperti berhenti berdegub?
Pernah kamu hanya melihat dia senyum saja mampu terbitkan senyum yang lebih lebar dibibirmu?
Pernahkah kamu jatuh cinta pada dia yang bahkan tak dilirik orang-orang disekitarmu?
Pernahkah kamu menyayangi orang yang hanya mampu menjemputmu dengan kakinya?
Saya pernah. Dulu.


Lalu saya belajar, cinta seperti itu tidak punya tempat di dunia nyatanya manusia.
Cinta manusia tidak berjalan dengan cara seperti itu.
Ada banyak pertimbangan disana.
Seberapa cantik wajahmu, seberapa baik hatimu, seberapa banyak lembaran kertas di dalam dompetmu.
Selalu ada pamrih di cintanya manusia.
Hanya cinta Tuhan yang tak kenal pamrih.

Karena itu saya belajar sekuat mungkin untuk tidak menjatuhkan cinta saya di sembarang tempat.
Itu mungkin sebab saya jadi terlampau bebal dengan perasaan orang lain ke saya.
Maaf, bukannya saya tidak percaya cintamu.
Saya hanya sedang ingin melihat, seberapa kuat kamu perjuangkan saya?
Seberapa kuat rasa yang dengan mudahnya kamu labeli "Cinta" itu.
Masih cinta kah kamu ketika saya tidak sebaik yang kamu kira?
Masih cinta kah kamu ketika mata saya tidak mampu melihat?
Masih cinta kah kamu ketika wajah saya penuh kerutan?

Kamu pernah bilang, kamu jatuh cinta karena senyuman saya menenangkanmu.
Oleh itu, masih akan tenangkah kamu ketika senyum saya malah membuatmu serasa melihat senyum kuntilanak?
Masih cinta kah kamu ketika setiap hari nantinya dalam hidupmu saya habiskan dengan mencemberutimu ?
Kamu salah kalau beranggapan saya akan jatuh cinta dengan semua pujianmu.
Itu malah membuat saya berpikir lebih banyak, lebih panjang.

Saya tidak ingin lelaki mencintai saya dengan alasan fisikal yang akan menjadi milik waktu suatu saat nanti.
Saya ingin kamu mencintai saya yang tidak mampu melihat ketika gelap.
Saya ingin kamu menerima, menyukai saya yang tidak akan bisa melihat wajahmu ketika matahari tidak lagi menyinari belahan bumi tempat kita berpijak.
Saya ingin kamu menyukai saya yang lebih suka diberi sesuatu yang kamu susah payah buat sendiri, dari pada diberi barang yang kamu beli berjuta-juta di toko mentereng.

Untuk itu, mari masing-masing dari kita belajar mencintai dengan baik terlebih dahulu.
Belajar menyayangi tanpa alasan-alasan yang otak manusia kita ciptakan. 
Karena cinta itu bukan "karena", tetapi "meskipun".
Bukan karena dia cantik/tampan.
Bukan karena orang tuanya kaya.
Bukan karena dia punya pendidikan yang baik.
Bukan karena dia baik.
Tetapi,
Meskipun dia tak cantik/tampan.
Meskipun dia tak pandai menghambur pujian.
Meskipun dia tak punya banyak simpanan di bank.
Meskipun dia menjemputmu dengan berjalan kaki.
Meskipun dia tak sebaik lelaki/wanita yang lain.
Kamu tetap memilih dia.



Int


"Bukankah lebih pantas bila cinta baikmu itu kamu bagikan kepada dia yang nantinya benar-benar tepat untuk menerimanya?"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for your caring..... :)