Senin, 06 Januari 2014

Kamu Lupa Mengajakku Ikut Serta

Hari ini kamu tersenyum. Tapi aku tidak bisa ikut tersenyum. Kamu lupa mengajakku ikut serta.
~ Fa
. . .




Bukankah tidak ada yang abadi di dunia ini? Apalagi hati manusia. Sedetik begini,
detik berikutnya bisa saja berubah drastis.
Namun kamu tahu, saya sudah dengan sekuat tenaga mencoba menggenggam
agar lingkaran kita tetap utuh. Akan tetapi menggenggam sendiri
suatu saat pun saya akan lelah sendiri. Tidakkah kamu ingin mempertahankan saya?
mempertahankan kita?

Mungkin genggaman saya yang tidak erat, atau mungkin kamu yang melepaskan.
Kita tidak akan pernah benar-benar tahu . Saya yakin, kamu pun berusaha. Entah dengan cara apa.
Hanya usaha kita mungkin tak memadai.
Terlalu banyak mungkin. Terlalu banyak ketidak pastian.
Sejak kapan kita mulai berhenti saling berbicara? Berbicara tentang langit yang saya suka, tentang
bintang, hujan, pelangi, dan matahari yang kamu cintai. Berbicara tentang apa saja.

Ha-hal yang sudah kita bangun bertahun-tahun,
dinding-dinding diantara kita yang perlahan-lahan mulai runtuh, mengapa kini malah terasa semakin menebal?
Kita yang seperti ini? Atau hanya saya yang terdampar jauh?

September kita akan segera datang.
Ayo melewatkannya bersama lagi. Seperti dulu, seperti september pertama yang kita habiskan bersama.
Tanpa terkecuali kali ini. Benar-benar kita yang utuh. Kita BERLIMA.

***

*Ini saya tulis, sebelum september ketiga kita menjelang.
Dan harapan saya terkabul. 20 September, hanya kita BERLIMA. 
Terima kasih Tuhan. ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for your caring..... :)