Selasa, 15 Januari 2013

Setia Itu Pekerjaan yang Baik, Kak!

Saya selalu berpikir pada dasarnya manusia itu terlahir sebagai makhluk monogami. Bahkan mungkin monogami itu tertanam di dalamnya gennya seperti pada Crustasea. Buktinya, Adam dan Hawa berpasangan bertahun-tahun tanpa pernah tercatat dalam sejarah bahwa Adam, ataupun Hawa ada yang pernah berselingkuh. Bahkan versi berbeda yang saya dapatkan dari kisah ini menyatakan bahwa ular dalam legenda mencintai hawa, oleh karenanya memutuskan untuk menggoda pasangan ini karena cemburu.Namun, tidak pernah tercatat bahwa Hawa tergoda bukan? dia tetap teguh pada Adam, mengikutinya meskipun harus menderita di Bumi.


Belakangan ini, entah lari kemana semua nilai teguh dan setia yang diwariskan nenek moyang kita. Seperti menjadi suatu kebanggan tersendiri bila memiliki banyak kekasih. Tidak hanya dalam urusan perasaan, kita bahkan lupa untuk setia pada hal-hal kecil yang kita jalani sehari-hari. Saya, kamu, dan banyak lainnya pasti pernah, meskipun sekali bolos kuliah tanpa alasan yang jelas. Beberapa lainnya muncul dengan berbagai macam dalih. Ilmu tidak hanya di dapat di bangku perkuliahan, mana mau dapat pengalaman kalau terus mendekam di kelas lah, beraneka macam alasan digunakan untuk menjelaskan ketidak hadiran yang sekali itu. Tanpa kita sadari jiwa kita sedang tidak menerima ketidak setiaan kita, yang mengharuskan kita mengarang bermacam alasan untuk menenangkan diri. Mengarang pembenaran untuk kedamaian jiwa. Bagaimana bisa kita diharapkan untuk setia pada hal-hal mendasar dalam hidup, bila setia pada hal sederhana seperti masuk kuliah saja tidak mampu?

Pikiran-pikiran seperti itu yang bercokol lama dalam diri saya dulu. Saat melihat kakak ataupun sepupu saya bolos kuliah hanya karena kemalasan, saya berjanji tidak akan seperti itu bila nantinya menjadi mahasiswa. Akan tetapi menjalani sesuatu dan merangkainya dalam pikiranmu kan bukan hal yang sama. Ketika tiba saatnya saya menjalani, dengan mudahnya saya juga bolos kuliah hanya dengan alasan-alasan sepele seperti flu ataupun sedikit demam. Ternyata hanya sebegitu harga ikrar saya... :D

Oleh karenanya saya selalu sangat kagum pada orang-orang yang dengan setianya menjalani sesuatu untuk waktu yang lama. Melakoninya dengan penuh cinta. Saya selalu senang melihat penjual sayur yang sering mangkal depan kos saya saban pagi, yang bersepeda sedari pagi buta untuk menjajakan dagangannya. Meski ada unsur kebutuhan disana, namun tetap membuat saya merasa damai melihat kepasrahan, kesetiaannya hadir setiap hari. Tidak perduli langit cuaca tidak bersahabat, ataupun mentari yang terlampau terik.

Beberapa hari terakhir ini, saya belajar arti setia pada kakak saya. Kakak saya yang selama delapan tahun hanya mencintai satu wanita, yang meski wanita itu akan menikah tak lama lagi, namun tetap menyimpan rapat-rapat perasaannya dan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat. Kakak saya yang telah melanglang buana kemana-mana, namun tetap membawa nama satu wanita itu di hatinya. Entah, kakak saya itu setia atau bodoh. Meskipun kadang saya geram sendiri dan mencoba menjodoh-jodohkannya dengan teman-teman ataupun orang lain yang saya kenal, yang sekiranya dapat menarik hatinya, paling banter dia hanya tertawa saat saya menyodor-nyodorkan kandidat saya, bahkan meskipun terkadang dengan setengah mengancam, tetap saja dia tidak bergeming. Ah, kakak saya yang seperti batu karang. Terima kasih untuk menjadi sedemikian tegar, sehingga membuat saya malu bila cengeng. Terima kasih karena lahir mendahului saya, sehingga saya bisa belajar banyak dari perjalannmu. Terima kasih. Saya berharap, suatu saat akan ada wanita baik untuk kamu. Meskipun bukan dia yang kamu mimpikan, namun saya yakin yang akan datang nantilah yang ditakdirkan Tuhan untukmu. Ingat, Wanita yang baik untuk lelaki yang baik bukan?  ^-^ ......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for your caring..... :)