Saya menuliskan ini dengan 
terburu-buru sebelum semua air mata benar-benar memburamkan pandangan 
saya. Tanpa maksud apa-apa. Hanya sekedar agar kamu dapat belajar banyak
 dari airmata saya. Nantinya, jangan pernah menjadi perempuan seperti 
saya. Perempuan yang bahkan takut untuk mengakui perasaanya sendiri.
"Akan ada banyak momen dalam hidup dimana kesempatan menghampirimu. Ketika itu terjadi, genggamlah erat. Karena kamu tidak akan pernah tahu, kapan kesempatan yang sama akan datang" _Yeni
Saya
 bertopeng terlalu lama, sampai-sampai lupa bagaimana caranya menjadi 
diri sendiri. Lupa bagaimana mengatakan tak suka kepada sesuatu yang 
dibenci, lupa cara tersenyum pada sesuatu yang disukai, lupa cara 
mendahulukan kebahagiaan hati sendiri. 
Memikirkan
 kepentingan orang lain, kebahagiaan orang lain di atas kebahagian 
sendiri menjadi makanan sehari-hari. Sampai-sampai senyum orang lain 
terasa seperti milik sendiri. Hingga akhirnya hati saya lelah. Menolak 
berbahagia untuk kebahagiaan semu. Hati saya menuntut haknya. Hak untuk 
betul-betul merasakan kebahagiaanya sendiri. Untuk sekali ini, saya 
berharap saya terlahir menjadi manusia egois. Untuk sekali ini saya 
berharap saya mampu meninggalkanmu tanpa rasa bersalah. Harusnya pun, 
saya tak merasa bersalah bukan? saya tak meninggalkanmu untuk menuju 
hati yang lain. Saya pergi karena hatimu bukan tempat yang tepat untuk 
saya tinggali. Hatimu terlampau baik untuk saya. Hatimu membuatmu mampu 
melakukan hal-hal yang saya rasa tidak akan pernah bisa saya balas 
seumur hidup saya. Lihat dimana letak salahnya bukan? harusnya dalam 
sebuah hubungan -hubungan apapun- tak ada pihak yang merasa berhutang 
budi. Namun, hati saya merasa seperti itu. Hati saya merasa tidak akan 
pernah mampu menyaingi hatimu. Untuk itu, saya memilih melepaskan. Saya 
tidak ingin, sepuluh atau dua puluh tahun lagi, saat kamu memandang 
wajah saya, hatimu tidak merasakan apa-apa lagi selain kebencian. Saya 
tidak ingin, sepuluh atau dua puluh tahun lagi, saat memandang wajahmu, 
hati saya hanya merasakan penyesalan.
Maka
 biarkan malam ini saya menangis, hingga lelah membuat saya tersengal. 
Hingga tak mampu lagi mata saya berurai air. Hingga letih tubuh 
mengantarkan saya tertidur, dan setelahnya mari saling memunggungi 
dengan cara yang baik. Bumi ini bulat bukan? Jika Tuhan berkehendak, 
jalan lurusmu akan bersimpangan dengan jalan lurusku suatu saat. 
Semoga....
|  | 
| HakunaMatata's Blog | 
Makassar, 31 Agustus 2013.
01:00 WITA
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for your caring..... :)